Aku takmau komen apa-apa. Kalau nak tau apa cerita boleh baca kat sini, sini, sini, sini dan sini.
Aku cuma nak ingatkan yang dalam Al-Quran ada surah Al-An’am ayat 108
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah,karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 108)
Asbabun Nuzul
Ketika Abi Thalib menjelang ajal, orang-orang kafir Quraisy berkata: “Pergilah kamu kepada Abi Thalib, Perintahkan kepadanya agar melarang Muhammad berdakwah. Sebab kita merasa malu membunuh Muhammad setelah dia meninggal”.
Sehubungan dengan itu tokoh-tokoh kafir Quraisy yang terdiri dari Abu Sufyan, Abu Jahal, Nadhir bin Harits, Umayyah, Ubayyin, Uqbah bin Abi Mu’ith, Amru bin Ash dan Aswad bin Bukhari mengutus seorang laki-laki yang bernama Muthalib untuk meminta izin kepada Abi Thalib, bahwa para pembesar Quraisy akan menghadap. Muthalib berkata kepada Abi Thalib: “Wahai Abi Thalib, para pembesar kaummu meminta izin untuk menghadap kepadamu”. Abi Thalib mengizinkan mereka menghadap.
Ketika mereka telah menghadap, langsung berkata: “Wahai Abi Thalib, kamu adalah pembesar dan penghulu kami. Muhammad telah menyakitkan kami dan menghina sesembahan kami. Kami menghendaki kamu berkenan mengundang Muhammad untuk menasihati agar tidak mencaci maki tuhan-tuhan kita dan mengajak kepada Tuhannya”.
Kemudian Rasulullah saw. Dipanggil, dan beliau segera menghadap Abi Thalib. Abi Thalib berkata kepada Rasulullah: “Wahai Muhammad, ini bersabda: “Apa maksud kalian? Mereka menjawab: “Kami mengajak dan menginginkan adanya perdamaian. Kami menginginkan kamu meninggalkan caci makian terhadap tuhan kami dan menghentikan ajakan untuk beribadah kepada Tuhanmu”.
Sabda Rasulullah saw: “Bersediakah kamu untuk memenuhi permintaanku mengucapkan satu kalimat yang bisa menciptakan kedamaian di kalangan bangsa Arab dan orang-orang yang di sekitarnya, sekiranya aku mengabulkan permintaan itu?”. Abu Jahal berkata: “Demi Ayahmu, akan aku penuhi sepuluh kali lipat apa yang kamu pinta. Kalimat apakah itu?”. Jawab Rasulullah saw: “Bacalah Tiada Tuhan yang wajib disembah melainkan Allah”.
Mendengar jawaban Rasulullah saw ini mereka menolak dengan keras, sehingga Abi Thalib berkata: “Wahai anak saudaraku, ucapkanlah kalimat yang lain. Sebab kaummu ini merasa tersentak hatinya mendengar kalimat itu”. Jawab Rasulullah saw: “Wahai pamanku tercinta, demi Allah aku tidak akan mengucapkan kalimat selain la ilaaha illallah sekalipun matahari diletakkan di tanganku”.
Mendengar jawaban ini mereka sangat marah dan naik pitam seraya berkata: “Wahai Muhammad, kamu akan menghentikan diri dari menghina dan mencaci maki tuhan-tuhan kami atau kami mengadakan serangan balik dengan mencaci maki Tuhan sesembahanmu?”. Sehubungan dengan itu Allah swt menurunkan ayat ke-108 sebagai larangan bagi kaum muslimin mencaci maki sesembahan orang-orang kafir. Hal mana agar mereka tidak mencaci maki Allah swt.
Rujukan
Tiada ulasan:
Catat Ulasan