Dalam sebuah wawancara dengan The Sunday Telegraph akhir minggu lalu jenderal itu mengatakan, "Dalam perang konvensional, kekalahan dan kemenangan terpisah secara sangat jelas dan dilambangkan dengan pasukan yang berbaris menuju ibu kota bangsa lain.
"Pertama-tama anda harus bertanya, apakah kita perlu mengalahkannya (militan Islam) dalam erti sebuah kemenangan yang tampak jelas seperti itu? Saya berpendapat bahawa itu tidak diperlukan dan tidak akan pernah tercapai."
Jeneral Richards yang sudah berusia 58 tahun itu mengatakan, ancaman yang ditimbulkan Al-Qaeda dan gabungannya saat ini memiliki risko bagi keselamatan nasional Inggeris selama 30 tahun.
Menurutnya, yang harus dilakukan Inggeris adalah menjamin bahawa warganya boleh hidup aman dan ia yakin itu boleh terjamin.
"Boleh kita memaknai ancaman itu menuju ke titik baahwa kehidupan kita dan anak-anak kita selamat. Saya fikir kita boleh,"katanya.
Menurut beliau, senjata nyata dalam perang melawan Al-Qaeda adalah "pencegahan perang di hulu" serta pendidikan dan demokrasi. "Permasalahan yang memunculkan militan Islam kemungkinan tidak segera diselesaikan," katanya.
Beliau mengatakan, militer dan pemerintah Inggeris telah bersalah kerana tidak sepenuhnya memahami apa yang dipertaruhkan di Afganistan dan mengakui bahwa orang Afganistan mulai "lelah" akibat ketidakmampuan NATO dalam memenuhi janji-janjinya.
Pengorbanan pasukan Inggeris di Afganistan, sudah 343 tentara telah terbunuh sejak tahun 2001, katanya, menjadi sia-sia. Kemajuan memang sudah dibuat dan NATO kini berada tempat yang benar. Ia mengatakan, "Jangan menyerah saudara-saudara, itu semua permainan."
Ia menambah, perang Barat melawan apa yang disebutnya sebagai "ideologi jahat" itu setara dengan perang melawan Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan