Jumaat, 4 Mei 2012

Keluarga TKI masih yakin ada organ jenazah yang hilang


Editor Buletin 


JAKARTA - Migrant Care sebuah NGO yang menangani hal ehwal pekerja asing Indonesia meminta Kementerian Luar Negeri menyelidiki kematian tiga tenaga kerja  Indonesia (TKI) yang berasal dari Nusa Tenggara Barat di Malaysia yang disyakki menjadi mangsa korban perdagangan organ tubuh.

Jenazah ketiga TKi tersebut iaitu Herman, Abdul Kadir Jaelani dan Mad Noon dibawa pulang dari Malaysia pada 5 April 2012. Kecurigaan keluarga timbul setelah melihat adanya "jahitan tidak wajar" iaitu di kedua mata, dada dan perut bagian bawah.

"Surat keterangan dari KBRI Kuala Lumpur yang ditandatangani sekretaris kedua konsuler, Heru Budiarso, menyatakan tidak ada pengecekan atas sebab kematian para TKi dan KBRI tidak bertanggung jawab terhadap kondisi jenazah yang dikirim," kata direktur eksekutif Migrant CARE Anis Hidayah dalam pernyataan tertulis kepada media.

"Kami akan mendampingi keluarga korban untuk bertemu Direktur Perlindungan WNI dan BHI di Kementerian Luar Negeri, siang ini," kata Anis.

Ketiga korban adalah warga Desa Pancor Kopong Pringgasela Selatan dan Pengadangan Kecamatan Pringgasela kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Herman dan Abdul Kadir bekerja sebagai buruh bangunan dan Mad Noon buruh di perkebunan kelapa sawit.

Ketiganya ditemukan meninggal dunia pada 23 Mac di kolam pemancingan di Seremban, negara bagian Negeri Sembilan.

"Mereka dinyatakan meninggal karena luka tembakan," kata Anis.

Ketiga jenazah tiba di kampung halaman pada 5 April dan dimakamkan sehari sesudahnya.

Sehubungan itu, kerajaan Malaysia telah membuat penafian tentang perkara tersebut pada 26 April lalu

Menteri Dalam Negeri, Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein berkata dakwaan kononnya organ tiga penjenayah warga Indonesia yang ditembak mati di negara ini telah dijual selepas menjalani bedah siasat adalah tidak benar.

Beliau bagaimanapun berkata polis sedang menyiasat perkara itu dan beliau difahamkan delegasi dari Indonesia telah bertemu dengan Ketua Polis Negara, Tan Sri Ismail Omar berhubung perkara tersebut.

"Jadi, biar polis memberikan butiran lanjut dan diharapkan selepas itu juga delegasi tersebut akan menerangkan perkara yang sebenar," katanya

Namun demikian, pihak keluarga mangsa menurut laporan BBC Indonesia 30 April lalu, tetap meyakini bahawa ada organ dalam tubuh mangsa yang hilang.- BBC Indonesia

Tiada ulasan: